Join The Community

Premium WordPress Themes

20/01/09

Sedikit Pemikiran Sederhana

Berfikir dari pemikiran atau lebih tepatnya tugas temen yang pada akhirnya membuat aku punya inspirasi baru. Makalah "Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bagi Remaja Yang Mengalami Putus CInta"
UNtuk itu saya persembahkan untuk semua remaja di Indonesia..



======================++++++++++++++++++++++========================

Masa remaja adalah masa yang paling indah untuk sebagian besar orang. Masa remaja ini bisa juga disebut masa peralihan manusia dari anak-anak menjadi dewasa. Sehingga pergaulan remaja sangat mempengaruhi perkembangan emosi, karakter dari remaja.Dalam masa ini banyak perubahan yang dialami, mulai dari perubahan fisik sampai perubahan psikologi. Dan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat sekitar, dan pergaulan antar teman. Fase perkembangan remaja ini berlangsung cukup lama kurang lebih 11 tahun, mulai usia 11-19 tahun pada wanita dan 12-20 tahun pada pria. Fase perkembangan remaja ini dikatakan fase pencarian jati diri yang penuh dengan kesukaran dan persoalan karena dalam fase ini remaja sedang berada di antara dua persimpangan antara dunia anak-anak dan dunia orang-orang dewasa. Sehingga dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, remaja diberi pilihan jalan mana yang akan mereka tempuh dengan banyak pertimbangan dan polapikir yang mereka miliki.

Salah satu masalah yang dominan dihadapi remaja akhir-akhir ini adalah masalah asmara. Dimana adanya ketertarikan antara lawan jenis yang biasa disebut cinta. Ketika cinta hadir dalam kehidupan remaja, perasaan dan pikiran selalu tertuju kepada pujaan hati. Sehingga kerap kali karena adanya perasaan itu, gairah belajar remaja akan turun. Namun ada juga sebagian remaja, yang menjadikan cinta sebagai pendorong dan penyemangat untuk belajar. Semua itu tergantung dari pribadi remaja.

Tetapi, bagaimana kehidupan seorang remaja yang mengalami putus cinta? Hal yang sering terjadi adalah kemunduran belajar. Dalam tugas makalah ini akan dibahas bagaimana mengatasi peserta didik (remaja) yang mengalami kemunduran dalam belajar karena putus cinta atau patah hati.


Rumusan masalah

1. Hal apa saja yang menyebabkan putus cinta?

2. Siapa yang merasa lebih sakit hati bila mengalami putus cinta(pria/wanita)?

3. Bagaimana mengatasi kemunduran belajar remaja karena putus cinta?


Pembahasan

1. Hasrat keingintahuan terhadap lawan jenis pada remaja

Remaja yang katanya sedang mencari jati diri tak bisa dipungkiri pasti tak jauh dari yang namanya “coba-coba”. Begitu juga tentang masalah asmara mereka, ada sebagian remaja pria yang sering disebut playboy, remaja wanita disebut playgirl oleh teman-teman mereka atau lingkungan. Hal itu karena mereka yang sering berganti pasangan atau pacar. Itu terjadi karena rasa keingintahuan yang besar terhadap sesosok lawan jenis yang dianggapnya lebih sempurna dari pacarnya. Untuk itu mereka biasanya melakukan pendekatan terhadap lawan jenis yang lebih menarik.

Namun, bila semua yang dirasa ingin tahu sudah didapat, biasanya akan terjadi kejenuhan yang terus menerus. Sehingga mereka akan merasakan kekosongan bila belum menemukan hal menarik yang bisa menyita waktunya. Kadang sebutan playboy/playgirl juga hanya dijadikan alat gagah-gagahan, yang membuat mereka dipandang wah oleh sebagian orang. Hal ini sering terjadi diantara sekelompok remaja yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya.

2. Saat remaja mengalami putus cinta

Emosi yang tidak setabil, membuat beberapa peserta didik akan hidup berlarut-larut dalam lubang kecewa, kesediahan yang bisa mengakibatkan beberapa dampak negative. Dimana mereka bisa melupakan kesehatan, lupa makan, lupa belajar, bahkan ada juga yang masuk ke dalam jurang rokok, narkoba, dan miras. Banyak remaja yang beranggapan dengan merokok, konsumsi narkoba dan miras bisa melupakan segala masalahnya saat putus cinta. Namun sebenarnya, mereka malah akan selalu teringat dan merasa sedih karena pikiran mereka terpacu melakukan hal-hal tersebut untuk melupakan mantan kekasih. Hal tersebut dengan tidak sengaja akan mengingatkan kesediahan dan kekecewaan yang ada atas kesalahan yang dilakukan mantan kekasih.

Yang paling tragis, mereka beranggapan bahwa karena putus cinta, maka sudah habis kesempatannya untuk bahagia di dunia. Untuk itu tidak jarang terjadi bunuh diri yang dilakukan remaja karena putus cinta. Mereka akan selalu berfikir sempit dan tidak melihat sekitar, bahwa hubungan yang ada terjalin karena kasih sayang. Mereka melupakan kasih sayang yang diberikan orang tua, sahabat, keluarga dan lingkugan. Mereka terjatuh dilubang yang sangat dalam, sepi, hampa, dan sempit. Mereka beranggapan sulit untuk kembali ke kondisi semula dengan kehangatan kasih sayang. Mereka buta, sampai tidak melihat bahwa orang tua, sahabat, keluarga dan yang lainnya telah berusaha mencarikan tangga kasih sayang dan cinta untuk bisa didaki dan kembali seperti semula.

3. Status remaja dengan mantan kekasih

v Friend forever

Meski kecewa berat karena patah hati, untuk menunjukkan bahwa dia tidak sakit hati sebagian dari mereka memilih untuk tetap berteman seperti biasa. Ia akan menganggap peristiwa terebut tidak pernah terjadi. Layaknya teman baik, ia mungkin masih setia menemani saat minum kopi dan menjemput pulang malam. Tapi, jarang sekali remaja berjiwa besar seperti ini.

v Menjaga jarak

Biasanya seseorang akan datang begitu anda membutuhkan kehadirannya, tapi sejak peristiwa itu, ia seakan memberi jarak. Kalau tak butuh, ia tak akan menghubungi. Bicara pun seperlunya. Harap maklum, karena dia harus menata hatinya kembali. Ia mungkin tak tahan berlama-lama di dekat anda, karena itu akan mengingatkannya pada peristiwa yang membuatnya sakit hati.

v Berubah benci

Kata orang, batas antara cinta dan benci itu setipis kulit ari. Jangan kaget kalau setelah peristiwa yang membuat sakit, sikapnya terhadap mantan kekasih berubah drastis. Melihat mantan ia seperti melihat musuh. Ia berubah menjadi membenci mantannya. Itu hanya bagian dari proses penentraman hatinya.

v Pindah ke lain hati

Gugur satu tumbuh seribu. Inilah prinsip yang dianut sebagian pria. Ditolak atau dihianati oleh mantan kekasih bukan berarti ditolak pula oleh perempuan seluruh dunia. Ketika cintanya ditolak, ia akan berpaling ke perempuan lain.

v Pantang menyerah

Pada kasus ini, remaja akan terus mengejar untuk memperbaiki hubungannya yang sudah kandas di tengah jalan. Apapun akan dia lakukan agar hubungannya bisa kembali seperti semula.

4. Hal yang menyebabkan putus cinta

Biasanya seorang mengalami putus cinta karena beberapa factor yang sangat kompleks dan kadang sulit dimengerti orang lain. Beberapa factor tersebut adalah:

v Rasa bosan terhadap pasangan

Hal ini terjadi karena terjadi kejenuhan yang berkesinambungan, hal ini bisa disebabkan karena pertengkaran terus menerus, dan tidak menutup kemungkinan karena gaya pacaran yang seperti suami istri dan sudah tidak adanya kepuasan yang didapat.

v Pasangan yang over protektif

Seorang pria biasanya paling tidak suka bila terlalu diatur oleh pasangan. Karena dalam darah pria mengalir jiwa kepemimpian (khalifah).

v Kurang perhatian

Dalam sejarah dan cerita masa lalu, wanita merupakan makhluk yang haus akan perhatian. Untuk itu mereka selalu berdandan, bahkan kadang menggunakan gaun yang terlalu terbuka untuk mendapat perhatian lebih dari lawan jenis. Wanita biasanya juga haus akan pujian, walaupun ada beberapa individu yang mengaku tidak suka di puji, tetapi dalam hati mereka akan selalu merasa senang mendapat pujian. Untuk itu, bila seorang pria kurang dalam memberikan perhatian terhadap pasangan, kemungkinan besar wanita akan mencari seorang yang bisa menghangatkan dan member seluruh perhatiannya.

v Hilangnya komunikasi

Hubungan akan terjalin bila ada sebuah komunikasi yang baik. Jadi ini merupakan salah satu unsur pokok dalam menjalin hubungan.


v Kepercayaan yang pudar

Bila kepercayaan sudah pergi jauh dari dalam hati, maka sampai disitulah hubungan yang ada. Karena kepercayaan merupakan modal utama dalam menjalin hubungan selain kejujuran.

v Larangan orang tua untuk pacaran

Kebanyakan orang tua biasanya melarang putra putri mereka untuk menjalin hubungan atau pacaran semasa duduk di bangku sekolah. Hal ini bermaksud agar siswa dapat berkonsentrasi dengan pelajaran. Namaun karena besarnya keingintahuan dan gejolak yang timbul dalam perkembangan emosi mereka, mereka mengacuhkan larangan orang tua ini. Namun ada juga beberapa orang tua yang mempersilahkan putra putrinya pacaran dengan syarat menjaga kepercayaan yang orang tua berikan dan nilai sekolah tetap bagus bahkan meningkat. Namun pada saat orang tua tidak mengijinkan peserta didik untuk berpacaran dengan seorang yang dianggapnya kurang baik, maka hal ini juga menjadi salah satu factor dalam putusnya sebuah hubungan.

v Hilangnya sebuah komitmen

Komitmen merupakan sebuah kesepakatan yang dialakukan sepasang remaja yang menjalin asmara, dimana bisa berupa hal-hal yang mungkin terjadi di masa dating, kesepakatan untuk saling terbuka, kesepakatan untuk saling jujur, dll. Bila sebuah komitmen menghilang, atau salah satu melanggar komitmen yang mereka buat, maka salah satu dari mereka akan merasakan kecewa,sedih dan ini merupakan salah satu penyebab rapuhnya sebuah hubungan.

5. Yang paling sakit bila putus cinta.

Hubungan cinta tidak selamanya berjalan mulus. Ada yang sukses hingga ke jenjang pernikahan dan kemudian membuahkan anak. Namun lebih banyak hubungan cinta yang berakhir prematur dengan kedua pihak kembali menjalankan kehidupan lajangnya masing-masing. Ada yang berakhir baik-baik dengan keduanya saling mengucapkan terima kasih dan masih menjadi teman dekat. Ada pula yang berakhir tidak baik dengan keduanya saling mengucapkan sumpah serapah dan berurai air mata. Bagaimanapun juga, hubungan cinta yang kandas pasti sedikit banyak menimbulkan penderitaan bagi pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Pihak mana sebenarnya yang paling menderita akibat putus cinta?

Prialah yang sebenarnya paling menderita, menurut David Zinczenko, kolumnis majalah Men’s Health. Ia menolak anggapan umum bahwa pria lebih tegar daripada wanita. Hal ini disebabkan karena:

v Kebanyakan pria menyembunyikan perasaannya.

Ketika seorang pria diputuskan oleh pasangannya, biasanya ia akan sesumbar : biar saja, life still goes on. Hal ini dapat dilihat dengan 26% pria yang mengisi survei online Men’s Health melakukannya dengan minum-minum bersama teman-temannya saat putus cinta, 36% pria akan menatap mantan pacarnya, tersenyum, dan mengucapkan terimakasih. Faktanya, kedua hal tersebut dilakukan pria untuk menutup-nutupi perasaannya. Ini adalah reaksi yang alamiah. Gender pria dikondisikan masyarakat untuk tidak gampang menunjukkan perasaan, apalagi perasaan yang membuatnya terlihat lebih lemah. Namun represi ini juga berakibat sulitnya menghilangkan perasaan terluka, marah, atau sedih dari dirinya. Sebaliknya, wanita yang putus cinta biasanya langsung menangis (atau mengekspresikan emosinya) saat itu juga, dan wanita juga cenderung lebih to-the-point ketika mengakhiri hubungan cinta. Akhirnya mereka akan lebih cepat menghilangkan perasaan-perasaan negatif itu dibandingkan pria.

v Pria punya lebih sedikit teman curhat.

Salah satu alasan mengapa wanita lebih cepat pulih dari penderitaan pasca putus cinta daripada pria adalah karena wanita memiliki lebih banyak teman yang bisa diandalkan untuk bercerita. Penelitian menunjukkan bahwa pria mengandalkan hubungan cinta untuk mendapatkan kedekatan emosional dan dukungan sosial, sementara wanita bisa mendapatkan hal yang sama dengan keluarga dan teman sesama wanita. Begitu wanita mengalami putus cinta, ia akan bercerita kepada siapa saja, kalau perlu kepada orang yang tidak dikenal yang duduk di sebelahnya di bis umum, agar perasaannya bisa lebih enak. Pria, di sisi lain, cenderung lebih enggan membuka diri untuk soal ini. Mungkin baru beberapa bulan kemudian, ketika dalam keadaan setengah teler, baru ia berani bercerita kepada teman-teman prianya mengenai betapa inginnya ia kembali lagi dengan si mantan.

v Pria tidak suka memulai dari awal lagi.

Setelah putus cinta, pada awalnya pria mungkin akan merasa semangat membayangkan wanita-wanita yang akan ia kencani di masa depan. Namun setelah kencan yang keempat, kesembilan, atau ketigabelas kalinya, barulah ia sadar kalau dibutuhkan usaha keras dan waktu yang panjang untuk sampai pada tingkat keintiman yang pernah ia alami bersama mantannya. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa wanita lebih mampu menyesuaikan diri ketika hubungan berakhir karena sebelumnya mereka sudah memikirkan adanya kemungkinan itu, sementara pria biasanya lebih tidak siap dengan putus cinta. Perasaan nyaman secara emosional membuat pria merasa beruntung bisa memiliki seseorang seperti dia. Sayangnya, hal ini seringkali baru disadari ketika si dia sudah berubah status menjadi mantan pacar.

v Gambaran pacaran pria yang terlalu ideal.

Banyak kasus putus cinta merupakan reaksi sesaat atas apa yang dirasa sebagai kebosanan. Bosan dengan aktivitas, pembicaraan, dan pertengkaran yang itu-itu saja. Kalau kembali melajang, pria mungkin merasa ia akan menjalani hidup yang lebih menarik; tanpa komitmen, bebas pergi ke mana saja, dan bebas bergaul dengan wanita-wanita yang bisa dijadikan pacar baru. Barulah ketika benar-benar melajang ia sadar bahwa hidupnya tidak menjadi seperti itu, bahkan sekarang waktunya tersita oleh pekerjaan. Ia pun kembali merindukan keintiman yang dia alami pada masa pacaran dulu. Penelitian menunjukkan bahwa wanita lebih tinggi skornya daripada pria dalam hal keintiman sosial, seksual, dan intelektual. Dan biasanya wanita juga lebih cepat menyadari bahwa keintiman adalah dasar dari hubungan yang tahan lama, dan bukannya sekedar variasi aktivitas.

6. Upaya membangkitkan kembali remaja yang mengalami putus cinta

Dalam pembahasan ini, kami akan menjelaskan bagaimana membagkitkan remaja yang mengalami putus cinta ke kondisi semula. Hal ini juga sangat berpengaruh terhadap minat dan bisa menambah dorongan seorang untuk kembali bahkan lebih konsentrasi pada sekolah, tergantung dari kita dalam menyampaikan rangakian kata-kata yang bisa menjadi sebuah kalimat yang bermakna dan upaya untuk mengembalikan seperti semula.

Diantara langakah-langkah yang harus kita lakukan untuk mengembaliakn remaja yang mengalami penurunan dalam belajar akibat putus cinta adalah sebagai berikut:


1) Pendekatan

Pendekatan ini bertujuan untuk mengetahui segala masalah yang timbul dan kita juga dapat mengetahui langkah apa yang akan kita ambil bila sudah mengetahui semua factor yang menyebabkan putusnya hubungan sebuah hubungan. Pendekatan juga bertujuan agar remaja tersebut dapat mengeluarkan semua isi hatinya. Secara tidak langsung, dengan adanya pendekatan ini dan remaja mau bercerita, hal tersebut telah mengurangi semua beban dihatinya. Dan hal ini jarang sekali disadari oleh sebagian orang.

Pendekatan terhadap pria dan wanita memiliki cara yang berbeda untuk mengetahui semua informasi yang langsung diceritakan oleh seorang yang mengalami kemunduran dalam belajar karena putus cinta.

v Pendekatan terhadap pria

Seorang pria paling tidak suka bila dirinya terlihat lemah oleh orang lain. Untuk itu pendekatan yang bisa dilakukan adalah dengan cara kita mulai lebih dahulu bercerita tentang kehidupan kita. Biasanya, pria tersebut akan langsung merespon dan membandingkan masalah yang dihadapi pada dirinya dan masalah kita. Selanjutnya pria tersebut secara tidak langsung akan menceritakan masalahnya dan menanyakan solusinya dan pendapat orang lain.

v Pendekatan terhadap wanita

Wanita cenderung lebih mudah untuk didekati dan diajak saling terbuka, terlebih oleh sahabat sendiri. Wanita cenderung akan mengis bila mempunyai masalah, terlebih masalah yang berkaitan dengan asmaranya. Dengan menangis wanita secara tidak langsung meluapkan segala emosi dan kesedihannya diwaktu itu. Sehingga, wanita lebih mudah melupakan dan mudah diajak kompromi serta mudah diajak bicara tentang masalahnya.

Namun menurut Daryono, 2008 “seorang wanita hanya akan menangis dihadapan orang yang dipercayai dan disayangi”. Sehingga kebanyakan wanita akan menagis sendiri di kamar dan tidak ada yang tahu.

2) Bila remaja susah didekati

Dalam kasus ini, dimana remaja sangat tertutup terhadap orang lain yang ingin tahu terhadap masalahnya misalnya tertutup pada guru BP yang berusaha membantunya dalam mengatasi masalahnya. Jika hal ini yang terjadi, hal yang perlu kita lakukan adalah menyuruh sahabatnya untuk mendekati dan mengajak bicara dari hati ke hati. Hal ini dimaksudkan untuk meringankan beban yang ada di dalam hatinya.dengan demikian kita menjadi orang ketiga dalam masalah penaganan ini, dimana ada kita remaja yang bermasalah, sahabat yang melakukan pendekatan dan kita yang mengarahkan sahabat untuk mengatasi masalah yang dihadapi remaja tersebut.

Ada sebagian remaja yang tidak mau terus terang atau bercerita kepada sahabatnya. Hal ini dimungkinkan karena remaja tersebut takut akan membebani sahabatnya, takut akan diejek di kemudian hari. Biasanya tipe ini akan meluapkan perasaannya dengan tulisan, curhat dengan orang yang tidak dikenal lewat chating dan sebagainya. Meluapkan perasaan dalam sebuah tulisan juga bagus untuk perkembangan, sehingga beban yang dialami bisa berkurang.

Ada pula remaja yang secara gamblang akan menceritakan masalahnya kepada semua orang yang ditemui. Remaja tipe ini, akan merasa puas bila semua orang mengetahui penderitaan yang dialaminya. Dengan begitu, secara tidak sadar dia telah melupakan masalah yang dia hadapi.

3) Mengajaknya dalam kesibukan

Hal ini bisa dilakukan misalnya dengan mengajak remaja tersebut berkemah, bermain sepak bola, atau aktifitas lainnya yang berhubungan dengan orang banyak. Hal ini bisa menyadarkan peserta didik tersebut bahwa hidup ini bukan hanya berpacu pada mantan kekasih. Masih banyak yang dilakukan dengan teman yang lebih menarik dan menyenangkan.

Sebagai pelajaran, biasanya remaja yang mengalami putus cinta tidak suka bila diberi nasihat yang bersifat berat. Walaupun niat kita baik, namun remaja bisa salah mengerti. Lebih baik dan efektif mengajak dalam suasana kegembiraan.

4) Memberi motifasi

Motifasi sangat dibutuhkan yang berasal dari sahabat, keluarga dan lingkungan sekitar. Cara pemberian motifasi juga harus diperhatikan, dimana tidak boleh telalu banyak yang sekakan menambah beban. Motifasi diberikan persis seperti cara makan di sebuah acara resmi atau restoran. Dimana dimulai dari hidangan pembuka, hidangan utama dan penutup. Semua itu menurut porsi yang sudah diperhitungkan sehingga tidak membuat perut kekenyangan atau bahkan sakit.

5) Memberi sedikit waktu untuk berfikir

Setelah kita memberikan motifasi, biarkan dia berfikir tentang apa yang dia rasakan dan apa yang akan dia lakukan setelah dia berbicara dengan kita. Tentunya kita sudah member dia masukan yang akan membuat dia lebih baik. Biasanya setelah dia bercerita panjang lebar dengan terbuka dan kita juga sudah memberikan masukan yang membuatnya bangkit, antara hati dan pikiran akan terjadi suatu gejolak respon yang menganalisa dampak baik dan buruk tentang apa yang kita alami bila terus berlarut dan tidak bangkit.

Alhasil ketika lain hari kita bertemu dengan dia, biasanya sudah tampak sedikit senyum meskipun masih sering melamun dan menjadi pendiam. Semua itu masih bersifat wajar, dimana dia kembali melakukan proses pengenalan dengan lingkungan atau kehidupan yang baru tanpa mantan kekasih yang telah menyakitinya.


Kesimpulan

1. Yakinkan diri bahwa kita mampu membantu peserta diri.

2. Diperlukan kesabaran untuk memulihkan gairah belajar peserta didik yang mengalami putus cinta.

3. Memberikan waktu sendiri untuk berfikir dan mempertimbangkan langkah yang akan diambil oleh peserta didik.

4. Mengajak peserta didik dalam kesibukan agar secara tidak sadar melupakan masalahnya.

5. Memberi waktu peserta didik untuk menceritakan dan meluapkan segala masalahnya.

6. Memberi motifasi agar bisa jadi lebih baik dan semangat dalam belajar.

7. Percaya bahwa peserta didik bisa bangkit lagi.

Yang paling penting, segala ucapan kita harus tertata rapi dimana kata-kata tersebut akan berpotensi menimbulkan reaksi. Baik atau buruknya reaksi tergantung kita dalam penyampaian. Bisa saja peserta didik menjadi lebih baik dengan nasihat kita, namun tidak jarang peserta didik malah akan terbawa dan semakin terlarut karena segala yang kita ucapkan.

Sumber : om google.com

Maaf bila daftar pustaka belum saya masukkan, karena saya lupa.
tapi yang jelas saya tanya Om GooGle buat pegangannya.
Selain sebagian dari teori dan survey yang saya lakukan pada temen2 saya sendiri.

terimakasi


0 komentar:

Posting Komentar

Thanks

Name :
Email :
Subject :
Message :
Image (case-sensitive):
 


[close]